01. Allah menganugerahkan ku satu putri alila namanya | padanya cintaku penuh seperti ayah lainnya
02. ku didik dia sepenuh ilmuku dan kuajarkan padanya tentang Tuhanku | kubimbing dia dalam berdoa kubacakan padanya ilmu yang ku tahu
03. baginya asupan hanya yang baik dan ku cukupkan hanya yang terbaik | urusan harta tak kupikir walau raga dipanggang matahari terik
04. takkan kubiarkan ia menangis karena dunia | ku lindungi dia dari kejamnya manusia
05. pernah kusampaikan "di sekolah bertemanlah dengan perempuan saja" | tidak perlu bermain dengan lelaki karena engkau wanita
06. kupesankan saat hari pertama ia berseragam putih-merah | "laporkan ke gurumu bila ada lelaki mengganggu dan salah"
07. kusampaikan berapi-api "bila ia tetap mengganggu dan gurumu acuh" | "tidak mengapa biar nanti abi bakar dia punya rumah!"
08. haha.. mungkin bagimu berlebih dan tak mengerti | tak mengapa.. engkau akan paham saat engkau jadi ayah seorang putri
09. hanya menatap binar bening matanya saja | engkau akan korbankan apapun engkau punya
10. celotehnya mendadak jadi syair tatkala bepergian | dan setiap bentakan padanya jadi selaksa penyesalan
11. bagimu pelukannya bahkan lebih engkau rindu dari pelukan ibunya | bagimu genggam tangannya bercanda riang itulah uang muka surga
12. dan bagimu yang paling engkau takutkan dan khawatirkan | adalah saat engkau harus melepas dirinya dengan pernikahan
13. ketika engkau harus menyerahkannya kepada lelaki selain dirimu | pertanyaan besarmu "apakah dia akan memuliakan putrimu sepertimu?"
14. maka sesaat setelah akad terucap hakmu atasnya hilang | maka bahagia bagimu tinggal apa yang engkau kenang
15. dia tetap putrimu namun bukan milikmu lagi | dia bukan lagi putri namun juga istri
16. sekarang engkau mengerti mengapa ayah terbata mengeja akad nikah | menangis tertahan ketika semua serah terimamu menjadi sah
17. sekarang akupun memahami mengapa baginda Rasulullah | menjadikan ayah seorang putri menjadi wali nikah
18. akupun mengerti mengapa tatkala lelaki menyukai wanita | maka yang pantas didatangi bukanlah wanitanya namun ayahnya
19. ayahnya yang menghidupi, membimbing, mengajari, melindungi | maka daialah yang pantas menilai kepantasan calon suami
20. ayah yang memiliki hak bertanya | "apakah anak ini bisa menggantikanku memuliakan dan menghormati putriku sebagaimana aku?"
21. mohon dengarkan putriku | sungguh ayahmu lebih tahu
22. bagimu ini adalah lembar baru kehidupanmu | bagiku kehidupan sampai lembar ini masih bagimu
23. maka abi harus memastikan dirinya buatmu terhormat | imannya jadi jaminannya dan akhlaknya jadi penguat
24. takkan pernah abi biarkan lelaki mendekatimu | yang tak punya nyali dan keyakinan mendekatiku
25. hanya lelaki yang bisa menjaga kehormatannya | dia yang bisa menghormati dirimu buatmu mulia
26. abi dianugerahi Allah amanah dan itu adalah engkau | takkan abi sia-siakan, takkan abi lalaikan, karena abi menyayangimu
27. dan bila saat itu pasti menghampiri | abi berdoa itu lelaki semisal Nabi
cerita di atas adalah cerita yang ustad Felix siauw katakan, aku menjadi berpikir seribu kalinya tentang ini. . . mungkin saat aku masih menjadi seseorang lelaki yang ingin meminang anak gadis belum menjadi seorang bapak dari anak gadisnya. . .
kan ku perlakukan anak gadismu seperti engkau menjaga dan membesarkannya. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar